Salah
satu gangguan kesehatan yang mirip dengan radang tenggorokan adalah bronkitis.
Keduanya tidak sama tapi memang terjadi pada daerah yang berdekatan. Radang
tenggorok terjadi di bagian yang disebut “faring”. Itu sebabnya di leaflet obat
kadang radang tenggorok disebut faringitis.
Sementara
bronkitis adalah radang yang terjadi di bronkus. Bronkus merupakan saluran
udara dari tenggorok menuju ke paru-paru. Bronikitis itu radang bronkus.
Faringitis itu radang tenggorok. (Akhiran -itis
berarti radang.)
Bronkitis
umumnya disertai dengan gejala batuk
(kadang berdahak, kadang tidak), napas sesak, pendek-pendek, kadang berbunyi
(mengi). Batuknya khas, berbeda dari batuk flu-pilek, karena terasa seperti
berasal dari dada. Gejala lainnya mirip dengan gejala radang tenggorok.
Sebagian
besar kita biasanya mengobati bronkitis dengan antibitoik. Padahal, radang
bronkus sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus, bukan bakteri. Sama
seperti radang tenggorok. Kemungkinan bronkitis disebabkan oleh bakteri hanya
sekitar 10%. Pada infeksi virus, antibiotik sama sekali tidak berguna, bahkan
menimbulkan efek samping dan resistensi. Meski begitu, kadang dokter meresepkan
antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.
Bagaimana
jika bronkitis disertai dengan batuk berdahak? Apakah kita perlu minum obat
batuk? Batuk merupakan refleks tubuh untuk mengeluarkan kuman atau kotoran dari
saluran napas. Batuk berguna mengeluarkan dahak di bronkus yang berisi kuman.
Kalau
kita minum obat antibatuk yang menekan refleks batuk (antitusif), sebetulnya
pada saat itu kita mematikan mekanisme tubuh mengeluarkan kuman. Obat batuk
diperlukan, misalnya, jika batuk sampai menggangu tidur dan menurunkan kualitas
istirahat. Itu pun harus obat batuk golongan ekspektoran, yang membantu
mengeluarkan dahak. Bukan obat pereda batuk (antitusif). Biarkan refleks batuk
bekerja mengeluarkan dahak dan kuman.
Obat
batuk golongan antitusif boleh diminum kalau batuk tersebut tidak berdahak. Jika
berdahak, hindari antitusif. Sebab, obat macam ini justru akan membuat dahak
menumpuk di saluran napas dan membuat bronkitis makin sulit sembuh.
Bronkitis
kadang bisa terjadi berbulan-bulan, terutama pada anak. Untuk kondisi seperti
ini sebaiknya jangan melakukan pengobatan sendiri. Bawa anak ke dokter.
Jika
anak kita mengalami bronkitis kronis, kita perlu mencurigai kemungkinan
penyebabnya adalah sesuatu yang kronis pula. Misalnya polusi udara, debu, asap
rokok, asap pembakaran, infeksi yang berulang, dan sebagainya.
Mungkin
karena di rumah ada anggota keluarga yang merokok; mungkin karena ventililasi
udara rumah tidak baik; mungkin karena rumah kita berdekatan dengan jalan yang
berdebu atau dekat kawasan industri; mungkin karena rumah kita di daerah yang
udaranya tercemar; mungkin karena kita bekerja di lingkungan yang udaranya
banyak mengandung debu atau uap bahan kimia. Kemungkinannya banyak.
Biasanya
solusi jangka panjangnya bukanlah obat melainkan perubahan kesehatan lingkungan,
misalnya memperbaiki ventilasi udara, menjauhkan penderita dari asap, menanam
pepohonan di pekarangan rumah, atau (yang ekstrem) mungkin saja sampai perlu
pindah rumah jika memang penyebabnya adalah polusi udara di lingkungan rumah.
Yang
tak boleh dilupakan, penderita bronkitis kronis pada umumnya memiliki daya
tahan tubuh yang kurang baik. Itu sebabnya, agar tidak mudah kambuh, penderita
harus memperbaiki daya tahan tubuhnya secara umum, mulai dari pola makan,
olahraga, sampai istirahat.
Bronkitis
bisa bertahan lama karena radang di bronkus memang lebih sulit sembuh dibanding
radang di tenggorok. Kadang infeksinya sudah sembuh tapi batuknya masih belum
hilang.
Pengobatan
bronkitis yang bisa kita lakukan sendiri adalah meredakan gejalanya. Misalnya,
minum obat batuk-berdahak, obat batuk-kering, obat pelega hidung (dekongestan),
atau obat asma.
Tidak
ada obat batuk khusus bronkitis. Obat batuk sama saja, baik untuk batuk akibat
flu-pilek, batuk akibat radang tenggorok, batuk akibat bronktis, maupun akibat
penyakit lainnya. Sebagian merek obat batuk memosisikan diri sebagai spesialis obat
batuk-bronkitis. Ini hanya positioning
di dunia marketing.
Bronkitis
akibat infeksi virus biasanya akan sembuh sendiri dalam tempo satu atau dua
minggu. Jika tidak sembuh juga dalam dua minggu, sebaiknya kita pergi ke
dokter. Kita juga sebaiknya pergi ke dokter jika:
·
Batuknya
sampai membuat kita sulit tidur
·
Disertai
demam di atas 38 C
·
Batuk
disertai bercak darah
·
Disertai
mengi atau sesak napas
Dapatkan buku karya pemilik blog ini, BUKU OBAT SEHARI-HARI, terbitan Elex Media Komputindo, di Gramedia, toko buku online, dan toko buku lain.

No comments:
Post a Comment