Sebagian besar akar masalah sembelit berasal dari pola
hidup, dan karena itu bisa diselesaikan dengan perubahan pola hidup. Bila kita
sudah berusaha menyelesaikannya dengan perubahan pola hidup tapi tetap tak ada
hasilnya, kita harus berkonsultasi ke dokter.
Sekalipun bukan tergolong masalah serius, konstipasi harus segera diatasi. Jika tidak, ia bisa bekembang menjadi wasir (ambien) atau infeksi anus. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, sembelit juga bisa meningkatkan risiko kanker usus besar (kolon).
Agar kita terbebas dari sembelit tentu saja kita harus menjauhi penyebabnya, dengan cara:
·
Konsumsi cukup serat. Serat merupakan “nutrisi” penting yang sering
terlupakan di dalam gaya hidup modern. Sumber serat terpenting adalah buah dan
sayur. Secara umum, kita dianjurkan mengonsumsi serat minimal 25 gram dalam
sehari. Jumlah ini setara dengan 3—5 porsi buah atau sayur. Satu buah apel, satu
buah mangga, seiris pepaya, seiris semangka, semangkuk sayur bayam, dan
sebagainya bisa dihitung masing-masing sebagai satu porsi. Jika kita awalnya
termasuk orang yang tidak begitu suka makan buah dan sayur, peningkatan
konsumsi sebaiknya dilakukan pelan-pelan, tidak sekaligus. Jika kita tiba-tiba
makan sayur dan buah dalam jumlah banyak, hal ini mungkin akan menyebabkan
masalah timbulnya gas berlebihan di dalam usus.
·
Minum cukup air. Sama seperti serat, fungsi air dalam hal ini untuk mencegah sembelit.
Dalam sehari, kita dianjurkan minum air 1,5—2 liter. Jumlah ini termasuk air
minum, kuah sayur, dan air yang ada di dalam buah yang kita makan. Pada pagi
hari, minumlah air hangat.
·
Biasakan aktif bergerak. Aktivitas fisik bisa merangsang usus aktif bergerak.
Jika kita jarang bergerak, usus juga akan kurang banyak bergerak sehingga ampas
makanan juga lebih lama tertahan di usus besar dan menyebabkan sembelit.
Aktivitas fisik ini tak terbatas pada olahraga seperti joging, bersepeda,
badminton, atau berenang. Berjalan kaki dari rumah atau kantor menuju angkutan
umum, berkebun, atau membersihkan rumah pun termasuk kategori aktivitas fisik
yang bisa merangsang gerakan usus.
·
Biasakan “ke belakang” dengan jadwal yang rutin, misalnya pagi hari. Jangan suka menunda-nunda
keinginan BAB. Jika BAB biasa ditunda, ini akan meningkatkan risiko kemungkinan
konstipasi.
·
Saat sembelit, sebisa mungkin hindari penggunaan obat pencahar (antisembelit) yang kini
banyak dijual bebas dan banyak diiklankan di teve. Obat antisembelit memang
bisa menyembuhkan gangguan konstipasi. Tapi efeknya hanya sesaat. Dalam jangka
panjang, obat ini justru bisa membuat sembelit menjadi kronis jika tidak diatasi
dengan perubahan pola hidup. Jika pemakaiannya terlalu lama, misalnya
terus-terusan dalam waktu sebulan, usus akan mengalami ketergantungan dan malas
bergerak kalau tidak dibantu oleh obat. Itulah sebabnya, obat pencahar sebaiknya
hanya digunakan sebagai pertolongan pertama.
Dapatkan buku karya pemilik blog ini, BUKU OBAT SEHARI-HARI, terbitan Elex Media Komputindo, di Gramedia, toko buku online, dan toko buku lain.

No comments:
Post a Comment